Aku punya sad news.
Bukuku yg isinya screenplay " Your Promise " ilang.
Jadi, lanjutan Your Promise kemungkinan bakal lama di postnya. Aku inget garis besarnya dan mungkin bisa lanjutin cuma mungkin bakal jd jelek kalo ditulis ulang soalnya itu cerita pertamaku.
Maaf ya): Tapiii dont worryyy author Violetta udah post crita barunya dan yang udah lama jadi bakal banyak new post ntarr. Fyi, With You itu karangan author Violetta(:
Sekali lagi maaf. Bukunya masih dicari:)
Thankyou for your attention!
-Charlene xx
Rabu, 20 Juni 2012
With You (Part 2)
Disclaimer: Suzanne Collin's
Summary: Cato/OC
Timeline: The 74th Hunger Games
WARNING: OOC, Gaje, Jelek, Misstypo(s), dsb
RnR please :D
oooOOOoooooOOOOooooOOOOooooOO
Besok masih banyak urusan tentang Hunger Games yang belum terselesaikan.
Aku harus mengajukan diri sebagai peserta. Mungkin dengan Cato di sampingku.
Chelsea's POV
Pagi yang cerah, membuat wajahku ikut cerah juga. Hari ini dari anak-anak berumur 12 sampai 18
tahun akan dipilih satu perempuan dan satu laki-laki untuk dikirim ke Hunger Games.
Kalau di Distrik 2, tempatku, beberapa bisa mengajukan diri karena kami termasuk
kebanggaan Capitol. Dan aku akan mengajukan diri.
Sekitar jam delapan tepat, aku dan semua orang warga Distrik Dua berjalan dengan tenang
menuju alun-alun. Kami berbaris sesuai umur, para anak berumur 12 sampai 18 tahun diutamakan.
Terlihat dari belakang panggung muncul Leena Clockwork. Seperti biasa, pakaian minim dan
serba bulu-bulu menghiasi tubuh indahnya. "Selamat pagi, semua. Hari ini hari yang indah, bukan?
Ya, Hunger Games ke-74 akan dimulai. Semoga keberuntungan menyertaimu selalu!"
serunya dengan suara yang mirip dengan tikus tercekik.
"Seperti biasa, perempuan terlebih dahulu… Ada yang ingin.. mengajukan diri?" tanya Leena.
Dengan cepat, aku mengulurkan tangan kananku, tinggi-tinggi. Mata Leena yang hijau
menangkap gerakan tanganku yang cepat. Tangannya terulur, menyuruhku untuk naik ke
podium. Para Penjaga Perdamaian yang memakai serba putih mempersilahkan aku untuk naik
ke podium.
"Baiklah, anak manis. Siapa namamu?" Tanya Leena, sedikit menyeringai. "Chelsea Evans."
Dengan suaranya yang menyebalkan ia membalas, "Aaah, tak ingin kalah dari kakakmu yang
tampan itu, kan?" Aku mendelik. Mentang-mentang badan bagus dan wajah sempurna,
ia merayu semua pria tampan di Distrik Dua. "Well, terima kasih sudah mengajukan diri, Chelsea."
Baiklah, laki-laki?" ringkas Leena. Aku melihat Cato.
Dengan tegas ia mengangkat tangan kanannya. Tangan Leena terulur, menyuruhnya
untuk naik ke podium.
Setiap langkah Cato, aku memperhatikan bahwa pandangan matanya
tak pernah lepas dariku seakan-akan mengatakan, 'Aku tak akan melepaskanmu, Lisca.'
Oh, baiklah. Terserah kau, yang penting aku mengikuti permainan ini.
Cato naik ke podium. Sambutan Leena terhadap Cato berbeda denganku.
Tangannya yang mulus terulur untuk merangkul pinggang Cato yang faktanya memang
lebih tinggi sekitar 40 cm darinya. Aku mendengus, menahan tawa.
Pendek sekali dia, aku saja hanya berbeda 15 cm darinya.
Cato merasa risih dengan kelakuan perempuan genit itu.
Dengan agak keras namun tetap dengan cara yang lembut ia melepaskan rangkulan perempuan itu.
Leena terlihat tak peduli, "Namamu, manis?" Matanya berkedip-kedip genit.
Sampai-sampai aku ingin menemukan apakah ada yang terselip di matanya sehingga
membuatnya harus berkedip-kedip seperti orang yang kelilipan.
"Tak usah pakai kata itu. Aku Cato," gumam Cato, cuek.
Leena bertepuk tangan, "Mari beri semangat untuk kedua tribute kita!"
Semua orang di distrik bertepuk tangan meriah. Orang tuaku berpelukan senang.
Leena menatap aku dan Cato, "Bersalaman."
Aku menatap Cato sejenak lalu menyunggingkan senyum.
Bukan senyum kosong seperti biasa, namun senyum tanda terima kasih. C
ato menulurkan tangan kanannya. Aku membalas salamnya.
Di permulaan Hunger Games kami memang bisa menjadi sekutu, namun jika keadaan
sudah tergencet kami akan menjadi musuh.
Aku tak bisa membayangkan itu sekarang.
Apalagi merasakan genggaman kuat persahabatan dan cinta yang hangat dari tangan Cato.
Author's Note: Maaf jelek banget Baru permulaan nih belum ke permasalahan RnR please? And no flames, thanks :D
Summary: Cato/OC
Timeline: The 74th Hunger Games
WARNING: OOC, Gaje, Jelek, Misstypo(s), dsb
RnR please :D
oooOOOoooooOOOOooooOOOOooooOO
Besok masih banyak urusan tentang Hunger Games yang belum terselesaikan.
Aku harus mengajukan diri sebagai peserta. Mungkin dengan Cato di sampingku.
Chelsea's POV
Pagi yang cerah, membuat wajahku ikut cerah juga. Hari ini dari anak-anak berumur 12 sampai 18
tahun akan dipilih satu perempuan dan satu laki-laki untuk dikirim ke Hunger Games.
Kalau di Distrik 2, tempatku, beberapa bisa mengajukan diri karena kami termasuk
kebanggaan Capitol. Dan aku akan mengajukan diri.
Sekitar jam delapan tepat, aku dan semua orang warga Distrik Dua berjalan dengan tenang
menuju alun-alun. Kami berbaris sesuai umur, para anak berumur 12 sampai 18 tahun diutamakan.
Terlihat dari belakang panggung muncul Leena Clockwork. Seperti biasa, pakaian minim dan
serba bulu-bulu menghiasi tubuh indahnya. "Selamat pagi, semua. Hari ini hari yang indah, bukan?
Ya, Hunger Games ke-74 akan dimulai. Semoga keberuntungan menyertaimu selalu!"
serunya dengan suara yang mirip dengan tikus tercekik.
"Seperti biasa, perempuan terlebih dahulu… Ada yang ingin.. mengajukan diri?" tanya Leena.
Dengan cepat, aku mengulurkan tangan kananku, tinggi-tinggi. Mata Leena yang hijau
menangkap gerakan tanganku yang cepat. Tangannya terulur, menyuruhku untuk naik ke
podium. Para Penjaga Perdamaian yang memakai serba putih mempersilahkan aku untuk naik
ke podium.
"Baiklah, anak manis. Siapa namamu?" Tanya Leena, sedikit menyeringai. "Chelsea Evans."
Dengan suaranya yang menyebalkan ia membalas, "Aaah, tak ingin kalah dari kakakmu yang
tampan itu, kan?" Aku mendelik. Mentang-mentang badan bagus dan wajah sempurna,
ia merayu semua pria tampan di Distrik Dua. "Well, terima kasih sudah mengajukan diri, Chelsea."
Baiklah, laki-laki?" ringkas Leena. Aku melihat Cato.
Dengan tegas ia mengangkat tangan kanannya. Tangan Leena terulur, menyuruhnya
untuk naik ke podium.
Setiap langkah Cato, aku memperhatikan bahwa pandangan matanya
tak pernah lepas dariku seakan-akan mengatakan, 'Aku tak akan melepaskanmu, Lisca.'
Oh, baiklah. Terserah kau, yang penting aku mengikuti permainan ini.
Cato naik ke podium. Sambutan Leena terhadap Cato berbeda denganku.
Tangannya yang mulus terulur untuk merangkul pinggang Cato yang faktanya memang
lebih tinggi sekitar 40 cm darinya. Aku mendengus, menahan tawa.
Pendek sekali dia, aku saja hanya berbeda 15 cm darinya.
Cato merasa risih dengan kelakuan perempuan genit itu.
Dengan agak keras namun tetap dengan cara yang lembut ia melepaskan rangkulan perempuan itu.
Leena terlihat tak peduli, "Namamu, manis?" Matanya berkedip-kedip genit.
Sampai-sampai aku ingin menemukan apakah ada yang terselip di matanya sehingga
membuatnya harus berkedip-kedip seperti orang yang kelilipan.
"Tak usah pakai kata itu. Aku Cato," gumam Cato, cuek.
Leena bertepuk tangan, "Mari beri semangat untuk kedua tribute kita!"
Semua orang di distrik bertepuk tangan meriah. Orang tuaku berpelukan senang.
Leena menatap aku dan Cato, "Bersalaman."
Aku menatap Cato sejenak lalu menyunggingkan senyum.
Bukan senyum kosong seperti biasa, namun senyum tanda terima kasih. C
ato menulurkan tangan kanannya. Aku membalas salamnya.
Di permulaan Hunger Games kami memang bisa menjadi sekutu, namun jika keadaan
sudah tergencet kami akan menjadi musuh.
Aku tak bisa membayangkan itu sekarang.
Apalagi merasakan genggaman kuat persahabatan dan cinta yang hangat dari tangan Cato.
Author's Note: Maaf jelek banget Baru permulaan nih belum ke permasalahan RnR please? And no flames, thanks :D
With You (Part one)
Disclaimer: Suzanne Collin's
Summary: Cato/OC and Peeta/OC
Timeline: The 74th Hunger Games
WARNING: OOC, Gaje, Jelek, Misstypo(s), dsb
RnR please :D
oooOOOoooooOOOOooooOOOOooooOO
Chelsea's POV
Namaku Chelsea, lengkapnya Chelsea Evans. Aku tinggal di Capitol, Panem. Tepatnya, di Distrik Dua. Umurku akan menginjak 15 tahun saat Hunger Games ke-74 dimulai. Aku bungsu dari dua bersaudara. Kakak laki-lakiku, Calvin, memenangkan Hunger Games dua tahun lalu dan itu membuatku ingin mengikuti kompetisi itu dengan cara mengajukan diri, bukan dipilih.
Tok.. Tok… Seseorang mengetuk pintu kamarku.
"Masuk," gumamku agak keras. Pintu terbuka. Tampaklah seorang remaja lelaki dengan tinggi sekitar 190 sentimeter dengan tubuh kekar dan rambut sedikit pirang. Aku hanya menoleh sedikit dari buku yang kubaca. "Cato," ucapku. Cato merupakan sahabatku sejak aku berumur 3 thaun dan dia berumur 4 tahun. Ia membalas dengan senyuman langka yang hanya bisa didapatkan oleh keluarga dekat dan sahabatnya, terutama aku. "Besok, kau yakin akan mengajukan diri, Lisca?" Tanya Cato yang langsung duduk di ranjangku, di sampingku. Oh, untuk informasi Lisca adalah semacam panggilan khusus dari Cato untukku. INGAT: BUKAN panggilan sayang!
Aku langsung menutup buku yang kubaca dan menyeringai senang, "Ya..! Kalau Vason bisa, pasti aku pasti bisa!" Cato menunduk, sepertinya memikirkan sesuatu. "Lisca, dengar. Aku tak mau kau menyia-nyiakan nyawamu di arena itu," alis Cato bertaut, itu tandanya ia benar-benar serius. "Cato, percayalah. Aku pandai menggunakan pisau, belati, bahkan pedang – meskipun kau lebih jago untuk urusan pedang dan tombak – tapi aku ingin menunjukkan bahwa aku bisa keluar sebagai pemenang!" seruku, meyakinkan.
Terdapat heningan sejenak saat itu. Itu memang suasana yang canggung, tapi kubiarkan Cato berpikir betapa pentingnya kompetisi untuk bertahan hidup itu bagiku. "Aku ikut," ucap Cato tiba-tiba. "Tidak, kau – " perkataanku terpotong olehnya. "Aku harus ikut. Aku harus menjagamu, itu tugasku," balas Cato tegas, pipinya merona sedikit. Aku mendengus, "Alasan sepele." Cato lalu menggenggam tanganku dan berbicara sangat pelan sampai-sampai hanya aku yang bisa mendengarnya, "Aku harus ikut karena aku tak ingin kehilanganmu. Aku harus melindungimu. Karena… Aku mencintaimu, Lisca."
Pandanganku hilang sejenak. Apa yang ia katakana tadi? Cato… Mencintaiku? Mungkin aku salah dengar. Ia sudah menyukai perempuan lain di sekolah. Yah, mungkin aku salah dengar. Baiklah. "Lisca, aku mencintaimu," ulang Cato dengan suara yang lebih jelas. Aku baru hendak menyebutkan Lanee, gadis beruntung yang disukai bintang sekolah, ketika Cato menyambar dengan cepat, "Aku tidak tahu perasaanku tentang Lanee yang sebenarnya. Max menyuruhku untuk membuat list tentang siapa dari kau atau Lanee yang paling banyak negatifnya. Kau keras kepala, terlalu aktif, terkadang kekanak-kanakan (aku merengut sedikit), dan lainnya. Lalu, ia tanya negatifnya Lanee dan aku menjawab tanpa berpikir lama, 'Lanee bukan Chelsea.' Dan saat itu aku tau bahwa kau yang aku cintai, Lis."
"Cato, aku… Aku masih belum mengerti tentang perasaanku yang sebenarnya. Maaf," bisikku. Kulihat sebersit kekecewaan di mata Cato. Aku merasa bersalah, "Cato –" "Taka apa. Aku tak memaksa," Cato menelan ludah kekecewaan. Ia mengangguk sedikit lalu pergi dari kamarku dengan kepala sedikit tertunduk.
Malam itu aku benar-benar tak bisa tidur. Perkataan dan penjelasan panjang lebar dari Cato membuatku tak bisa tidur. Aku tak pernah tau apa arti cinta sebenarnya. Atau, bagaimana perasaan kita terhadap orang yang kita sukai. Aku benar-benar buta tentang hal ini. Ah, sudahlah. Besok masih banyak urusan tentang Hunger Games yang belum terselesaikan. Aku harus mengajukan diri sebagai peserta. Mungkin dengan Cato di sampingku.
Author's Note: Maaf jelek banget Baru permulaan nih belum ke permasalahan RnR please? And no flames, thanks :D
Jumat, 15 Juni 2012
SO SORRY!
Udah sekitar 3 bulan kita ga update ya? maaf!
As always, akhir tahun lg banyak project jd maaf tapi sekarang udah mulai liburan jd kemungkinan bisa update lagi(:
But ofcourse, kita punya holiday sama keluarga masing-masing jadi tetep gabisa sering on(:
SO SORRYYY! karena kita ga updatee
Tapi jujur, bangga banget udah 711 viewers walaupun kita ga buka. Lads, you're amazing. You made all of this happen(:
Aku on cuma buat bilang ini aja. Maaf ya kalo misalnya ada yg baca trus nungguin lanjutannya, aku bakal post lagi tapi sekitar minggu depan atau mungkin mundur lagi soalnya aku panitia dari suatu acara dan masih banyak rapat jadi gabisa.
Thankyou buat perhatiannya:)
Charlene xx
As always, akhir tahun lg banyak project jd maaf tapi sekarang udah mulai liburan jd kemungkinan bisa update lagi(:
But ofcourse, kita punya holiday sama keluarga masing-masing jadi tetep gabisa sering on(:
SO SORRYYY! karena kita ga updatee
Tapi jujur, bangga banget udah 711 viewers walaupun kita ga buka. Lads, you're amazing. You made all of this happen(:
Aku on cuma buat bilang ini aja. Maaf ya kalo misalnya ada yg baca trus nungguin lanjutannya, aku bakal post lagi tapi sekitar minggu depan atau mungkin mundur lagi soalnya aku panitia dari suatu acara dan masih banyak rapat jadi gabisa.
Thankyou buat perhatiannya:)
Charlene xx
Langganan:
Postingan (Atom)