Jumat, 06 April 2012

Trust and Faith (Part 5) *Finish*

Yeap, the last. But, not the least.
Enjoy


Natasha menjawab, “Nggak nyangka identitas gue kebongkar dengan cepat.”  Jeanette menggelengkan kepalanya dan berujar sambil terkekeh, “Gue juga nggak percaya, Nat. gue kira bakal lama banget kalau penyebab semua ini kita.”  Semua murid terperangah kaget. “Apa maksud lo?!” Tanya Kenneth. Victoria mendekat namun dihalangi oleh Tania.  “Jangan ada yang mendekat!” Seru Kesha, “Menjauh dari mereka berdua.” Spontan, semua anak mundur menjauh. Kesha, Natasha, dan Jeanette berada di dalam tengah-tengah lingkaran.
Sekali lagi tragedi ‘kehilangan bola mata’ terjadi pada Natasha dan Jeanette. Namun mereka tampak senang memperlihatkannya.  “Apa yang ngebuat lo begitu?!” Seru Lacie gemas. Jeanette menatap Lacie,  “Hal-hal duniawi, ngelupain Dia.”  Jay berujar, “Mengapa Anda melupakan-Nya?” Natasha menjawab, “Hal-hal duniawi, spiritual, tarot.”
“Gue tau ada yang nggak beres dari elu berdua, hotel ini, dan… Pokoknya, waktu kita nyampe di sini, gue ngerasain udah ada yang nggak beres!” Seru Victoria. “Sabar, Vick,”  Ucap Tara.  “Kenapa harus berpaling sama hal duniawi?” Tanya Lun-ah. Natasha menjawab, “Lebih mengasyikkan dan nggak ada beban.”  Fuchu berujar, “Apa yang mereka berikan sehingga elu bisa ngelupain Dia?”  Jeanette menjawab dengan sengiran kejam di bibirnya, “Semua.”
Glenn berujar, “Gue pernah baca di komik Doraemon. Katanya elu harus ngerelain nyawa lu, kan?” Natasha tersenyum mengejek, “Benar. Tapi, dia cuman minta setengah.”  Ella berujar, “Seandainya gue punya tongkat Harry Potter, langsung gue bunuh lo berdua.”  “Bunuh aja.. Yang penting elu pasti bakal dapet balasan yang setimpal,” ucap Jeanette penuh cemooh.
Keheningan kembali menyerang ruangan itu. Lalu Kesha berujar pelan, “Apa lu berdua punya perasaan?”  Natasha mengangkat bahunya, “Setengah.”  “Kok, kayaknya banyak banget yang lu curhatin ke gue?” Pancing Kesha.  “Gue punya sisi gelap dan sisi terang. Saat ngomongin perasaan, gue pake sisi terang.”  Kesha lalu memberanikan diri untuk menatap Natasha, “Dan apa yang lo rasain sekarang?! Melihat temen-temen lo yang udah mercayain elo berdua, nemenin elo berdua, ketakutan setengah mati?! Kecewa gara-gara sikap lo yang memalukan?! Seharusnya gue udah sadar waktu elu sering mijit-mijit kepala kalo kita lagi berdoa!”
Jeanette menghela nafasnya, mencoba mengontrol emosi. Tak ada yang menjawab saat itu. Natasha maupun Jeanette bungkam mulut.  “Mana sisi putih lo yang tadi elo bilang? Mana?!”  Desak Kesha.  Dadanya sudah naik turun dan itu menandakan bahwa gadis itu akan menangis. Sekali lagi mereka berdua tidak menjawab.
Wicak berujar, “Tahan emosi lu, Kes…”  Kesha menatap Wicak dengan matanya yang mulai berkaca-kaca seperti yang selalu ia lakukan jika berdebat atau mempunyai masalah, “Mereka udah ngecewain banyak orang. Nggak hanya kita. Orang tua mereka yang bener0bener sayang dan cinta mati ama mereka udah mereka kecewain. Tuhan yang paling mereka kecewain!”
TEP. Telapak tangan kanan Jeanette sudah melingkar di leher Kesha, ia mencekik Kesha. “Jangan pernah lu sebut ‘itu’ lagi,” Desis Jeanette. “Lepasin tangan lo dari Kesha!” Seru Yolen. “ ‘ Siapa yang mencintai nyawanya, ia akan kehillangan nyawanya’ Firman Tuhan,” Senyum Kesha mengejek. Cekikan Jeanette bertambah kuat. Kesha menyeringai, “Seneng, ya? Bagus… Sekarang gue bakal pergi dari dunia ini kalo elo emang berencana ngebunuh gue dan gue emang nggak sayang ama nyawa gue demi ngembaliin lo berdua pada Dia Yang Maha Esa.”
“Jean, udahlah! Sadar! Tuhan Yesus yang ngebentuk elu! Dia yang memenuhi segala permintaan lu!”  Seru Ica geram, hampir menangis.  “Gue kecewa sama singa gue yang dari dulu udah setia jadi temen yang ngertiin kebegoan gue,” ucap Lius lirih.  “Have a faith on God. Have a trust on Him,” ucap Ruth meyakinkan.  “Kalo Kesha mati, elu bisa dapet hukuman dobel!” Seru Lacie.  “Dipenjara dan akhirnya dibakar di api neraka,” ucap Vani melengkapi.
Tiba-tiba Jeanette melepaskan cekikannya pada Kesha. Kesha segera berlari ke arah teman-temannya. “Lu nggak apa-apa, Kes?” Tanya Yolen. Kesha mengangguk. Jeanette menatap Natasha lalu berujar pelan, “Api neraka.” Natasha mengangguk, “Sesuatu yang membakar kita. Setengah dari arwah kita, Jean!”
Beberapa murid mulai berpandangan. Sepertinya mereka sudah mulai sadarkan diri. “Benar. Setengah dari arwah lu udah dibakar di sana, selamanya. Dan kesempatan ini adalah satu-satunya kesempatan untuk membetulkan semuanya dan kembali ke jalan yang benar,” ucap Wicak bijaksana.
Tiba-tiba Jeanette dan Natasha terduduk dan merengut kepala masing-masing. Nafas mereka tersengal-sengal, tubuh mereka berkeringat, dan darah berdesir cepat. Mereka tau mereka salah dan mereka mau mengulangnya dari awal. Wicak menghampiri mereka, “Tobat?”
Jeanette mengangguk kaku. Natasha berujar, “Balikin nyawa gue.”  Wicak menggeleng, “Gue nggak bisa. Cuman elo yang bisa balikin sendiri. Balik menghadap Tuhan, lakukan yang benar, jalan di Jalan Tuhan yang 100% udah disiapin buat elo.”
Jeanette menatap Wicak. Bola matanya sudah ada lagi. Kedua gadis itu menangis deras. Murid-murid yang lain mendekati mereka dan menghibur keduanya.
“Maafin gue! Gue nggak bermaksud buat ngebawa Michael,” tangis Jeanette. “Gue disuruh bawa satu nyawa lagi dan ternyata Michael nggak berhasil!” Seru Jeanette. “Gue juga minta maaf! Gue terlalu depresi ama hidup gue yang maslahnya banyak!” seru Natasha.
Semua temannya tersenyum dan memeluk mereka. Victoria berujar, “Udah, nggak apa-apa. Kita semua udah maafin elu dari tadi.” Kesha tersenyum, “Persahabatan kita nggak akan pernah putus, kok. Walaupun dihalangin oleh rintangan.” Seungrin berujar, “Nggak ada yang salah sekarang.” Lacie menambahkan, “Dan nggak ada yang dirugikan!” Ruth tersenyum, “Have a faith on God. Have a trust on him.”  “Selain itu, percaya sama sahabat itu nggak ada ruginya kok!  Untung semua, mungkin!" Seru Diaz. “Kita nggak akan musuhin elu!” Seru Kenneth.
Dan mereka berkumpul di Ballroom, menunggu jam 3 pagi sambil menghibur teman mereka yang baru bangkit dari dalamnya kubur dunia menggiurkan.
Maka itu…

Have a faith on God. Have trust on Him

Friendships never had an ending

Trust and Faith



Finally, selese juga ceritanya :)
RT @Queen_Violette
Jelek ya? Maap
                                                         


1 komentar:

  1. i miss this too much! feels so hard to be seperated from my family :(((( miss 7c so much <3<3

    BalasHapus