Enjoy
Natasha
menjawab, “Nggak nyangka identitas gue kebongkar dengan cepat.” Jeanette menggelengkan kepalanya dan berujar
sambil terkekeh, “Gue juga nggak percaya, Nat. gue kira bakal lama banget kalau
penyebab semua ini kita.” Semua murid
terperangah kaget. “Apa maksud lo?!” Tanya Kenneth. Victoria mendekat namun
dihalangi oleh Tania. “Jangan ada yang
mendekat!” Seru Kesha, “Menjauh dari mereka berdua.” Spontan, semua anak mundur
menjauh. Kesha, Natasha, dan Jeanette berada di dalam tengah-tengah lingkaran.
Sekali
lagi tragedi ‘kehilangan bola mata’ terjadi pada Natasha dan Jeanette. Namun
mereka tampak senang memperlihatkannya. “Apa
yang ngebuat lo begitu?!” Seru Lacie gemas. Jeanette menatap Lacie, “Hal-hal duniawi, ngelupain Dia.” Jay berujar, “Mengapa Anda melupakan-Nya?”
Natasha menjawab, “Hal-hal duniawi, spiritual, tarot.”
“Gue
tau ada yang nggak beres dari elu berdua, hotel ini, dan… Pokoknya, waktu kita
nyampe di sini, gue ngerasain udah ada yang nggak beres!” Seru Victoria.
“Sabar, Vick,” Ucap Tara. “Kenapa harus berpaling sama hal duniawi?”
Tanya Lun-ah. Natasha menjawab, “Lebih mengasyikkan dan nggak ada beban.” Fuchu berujar, “Apa yang mereka berikan
sehingga elu bisa ngelupain Dia?” Jeanette
menjawab dengan sengiran kejam di bibirnya, “Semua.”
Glenn
berujar, “Gue pernah baca di komik Doraemon. Katanya elu harus ngerelain nyawa
lu, kan?” Natasha tersenyum mengejek, “Benar. Tapi, dia cuman minta setengah.” Ella berujar, “Seandainya gue punya tongkat
Harry Potter, langsung gue bunuh lo berdua.”
“Bunuh aja.. Yang penting elu pasti bakal dapet balasan yang setimpal,”
ucap Jeanette penuh cemooh.
Keheningan
kembali menyerang ruangan itu. Lalu Kesha berujar pelan, “Apa lu berdua punya
perasaan?” Natasha mengangkat bahunya,
“Setengah.” “Kok, kayaknya banyak banget
yang lu curhatin ke gue?” Pancing Kesha. “Gue punya sisi gelap dan sisi terang. Saat
ngomongin perasaan, gue pake sisi terang.” Kesha lalu memberanikan diri untuk menatap
Natasha, “Dan apa yang lo rasain sekarang?! Melihat temen-temen lo yang udah
mercayain elo berdua, nemenin elo berdua, ketakutan setengah mati?! Kecewa
gara-gara sikap lo yang memalukan?! Seharusnya gue udah sadar waktu elu sering
mijit-mijit kepala kalo kita lagi berdoa!”
Jeanette
menghela nafasnya, mencoba mengontrol emosi. Tak ada yang menjawab saat itu.
Natasha maupun Jeanette bungkam mulut. “Mana
sisi putih lo yang tadi elo bilang? Mana?!” Desak Kesha. Dadanya sudah naik turun dan itu menandakan
bahwa gadis itu akan menangis. Sekali lagi mereka berdua tidak menjawab.
Wicak
berujar, “Tahan emosi lu, Kes…” Kesha
menatap Wicak dengan matanya yang mulai berkaca-kaca seperti yang selalu ia
lakukan jika berdebat atau mempunyai masalah, “Mereka udah ngecewain banyak
orang. Nggak hanya kita. Orang tua mereka yang bener0bener sayang dan cinta
mati ama mereka udah mereka kecewain. Tuhan yang paling mereka kecewain!”
TEP.
Telapak tangan kanan Jeanette sudah melingkar di leher Kesha, ia mencekik
Kesha. “Jangan pernah lu sebut ‘itu’ lagi,” Desis Jeanette. “Lepasin tangan lo
dari Kesha!” Seru Yolen. “ ‘ Siapa yang mencintai nyawanya, ia akan kehillangan
nyawanya’ Firman Tuhan,” Senyum Kesha mengejek. Cekikan Jeanette bertambah
kuat. Kesha menyeringai, “Seneng, ya? Bagus… Sekarang gue bakal pergi dari
dunia ini kalo elo emang berencana ngebunuh gue dan gue emang nggak sayang ama
nyawa gue demi ngembaliin lo berdua pada Dia Yang Maha Esa.”
“Jean,
udahlah! Sadar! Tuhan Yesus yang ngebentuk elu! Dia yang memenuhi segala
permintaan lu!” Seru Ica geram, hampir
menangis. “Gue kecewa sama singa gue
yang dari dulu udah setia jadi temen yang ngertiin kebegoan gue,” ucap Lius
lirih. “Have a faith on God. Have a trust on Him,” ucap Ruth meyakinkan. “Kalo Kesha mati, elu bisa dapet hukuman
dobel!” Seru Lacie. “Dipenjara dan
akhirnya dibakar di api neraka,” ucap Vani melengkapi.
Tiba-tiba
Jeanette melepaskan cekikannya pada Kesha. Kesha segera berlari ke arah
teman-temannya. “Lu nggak apa-apa, Kes?” Tanya Yolen. Kesha mengangguk.
Jeanette menatap Natasha lalu berujar pelan, “Api neraka.” Natasha mengangguk,
“Sesuatu yang membakar kita. Setengah dari arwah kita, Jean!”
Beberapa
murid mulai berpandangan. Sepertinya mereka sudah mulai sadarkan diri. “Benar.
Setengah dari arwah lu udah dibakar di sana, selamanya. Dan kesempatan ini
adalah satu-satunya kesempatan untuk membetulkan semuanya dan kembali ke jalan
yang benar,” ucap Wicak bijaksana.
Tiba-tiba
Jeanette dan Natasha terduduk dan merengut kepala masing-masing. Nafas mereka
tersengal-sengal, tubuh mereka berkeringat, dan darah berdesir cepat. Mereka
tau mereka salah dan mereka mau mengulangnya dari awal. Wicak menghampiri
mereka, “Tobat?”
Jeanette
mengangguk kaku. Natasha berujar, “Balikin nyawa gue.” Wicak menggeleng, “Gue nggak bisa. Cuman elo
yang bisa balikin sendiri. Balik menghadap Tuhan, lakukan yang benar, jalan di
Jalan Tuhan yang 100% udah disiapin buat elo.”
Jeanette menatap Wicak. Bola matanya sudah ada lagi. Kedua gadis itu menangis deras. Murid-murid yang lain mendekati mereka dan menghibur keduanya.
Jeanette menatap Wicak. Bola matanya sudah ada lagi. Kedua gadis itu menangis deras. Murid-murid yang lain mendekati mereka dan menghibur keduanya.
“Maafin
gue! Gue nggak bermaksud buat ngebawa Michael,” tangis Jeanette. “Gue disuruh
bawa satu nyawa lagi dan ternyata Michael nggak berhasil!” Seru Jeanette. “Gue
juga minta maaf! Gue terlalu depresi ama hidup gue yang maslahnya banyak!” seru
Natasha.
Semua
temannya tersenyum dan memeluk mereka. Victoria berujar, “Udah, nggak apa-apa.
Kita semua udah maafin elu dari tadi.” Kesha tersenyum, “Persahabatan kita
nggak akan pernah putus, kok. Walaupun dihalangin oleh rintangan.” Seungrin
berujar, “Nggak ada yang salah sekarang.” Lacie menambahkan, “Dan nggak ada
yang dirugikan!” Ruth tersenyum, “Have a
faith on God. Have a trust on him.” “Selain
itu, percaya sama sahabat itu nggak ada ruginya kok! Untung semua, mungkin!" Seru Diaz. “Kita
nggak akan musuhin elu!” Seru Kenneth.
Dan
mereka berkumpul di Ballroom,
menunggu jam 3 pagi sambil menghibur teman mereka yang baru bangkit dari
dalamnya kubur dunia menggiurkan.
Maka
itu…
Have a faith on God. Have trust on Him
Friendships never had an ending
Trust and Faith
Finally, selese juga ceritanya :)
RT @Queen_Violette
Jelek ya? Maap
i miss this too much! feels so hard to be seperated from my family :(((( miss 7c so much <3<3
BalasHapus