Readerss~ Part 3 ya sekarangg
Smoga sukaaa:3
Meja Slytherin kembali bersorak-sorai.
Rona merah menjalar ke pipi gadis setengah-veela itu. Ia maju ke depan dan menjabat tangan Prof. Dumbledore.
Kesha membungkuk anggun sambil tersenyum, gadis itu juga menjabat tangan Draco.
" Karena terjadi pertukaran pelajar antar asrama, maka prefek dan ketua murid tidak memakai ruang rekreasi masing-masing. Mereka akan memakai tempat dimana mereka ditempatkan. Yaitu, di Ruang Rekreasi asrama mereka yang baru sebagaimana telah saya sebutkan orang-orang yang pindah tadi, " ujar Prof. Dumbledore di balik kaca mata separuh bulannya.
Di meja Gryffindor, terlihat anak-anak perempuan berbisik ria dan jawabannya tentu Draco Malfoy. Sementara itu para lelaki di Gryffindor ikut dalam pebincangan seru dan tentu jawabannya Kesha Delacour.
> Dormitory Room of Gryffindor <
Kelima anak Slytherin yang ditukar menuju ke Ruang Rekreasi Gryffindor.
Setelah mereka menyebutkan kata kunci mereka masuk. Sambil membawa koper-koper mereka, Ruang Rekreasi mendadak sunyi, melihat 'tamu baru' mereka.
Selesai menaruh koper-koper mereka, ruangan tetap sepi. Maka dari itu Draco menyaut tajam, " Apa lihat-lihat? Mau kupotong poin asramamu? "
" Tapi, ini asramamu juga, " ujar Cormac.
" Peduli apa? " Balasnya cuek, " Asrama tempat dimana darah pengkhianat dan darah lumpur tinggal! "
" Jaga mulutmu, Malfoy! " Seru Seamus marah.
" Cih, darah campuran.. Kotor.. "
Kesha menarik pergelangan tangan Draco, " Draco, sudahlah. Tak bisakah kita bekerja sama dengan mereka?"
Beberapa anak Gryffindor mengangguk, menyetujui pertanyaan Kesha.
" Kau membela mereka? " Tanya Draco.
" Tidak, aku hanya mau situasi tak tegang seperti ini, " Kesha menggeleng.
Dracomemutar bola matanya, " Baiklah. " Kalau saja Kesha seorang yang biasa di mata Draco, pasti dia akan mengelak lagi.
Mereka pun menjalani situasi dengan lumayan baik meskipun masih ada ledekan dari kedua pihak.
Kelima anak Slytherin duduk di sofa depan perapian.
" Oh, ya, selamat untuk kalian berdua, berhasil ngantongin jabatan ketua murid, " ujar Daphne.
" Thanks," jawab kedua pihak bersamaan.
" Aku mau membuat hot chocolate. Ada yang mau? " Tawar Blaise.
" Aku! " Serempak, keempat temannya berseru.
Blaise memutar bola matanya, " Baiklah, Daphne dan Theo, bantu aku! "
Draco mengerutkan kening, " Bagaimana denganku? "
" Kau Tuan Muda Malfoy, tak pantas untuk mengerjakan sendiri! "
" Oh, bolehkah Theo bertukar denganku? " Tanya Kesha.
" Untuk apa? " Tanya Theo.
" Yah, masa lelaki yang membuatkan minuman. Seharusnya kan aku dan Daphne yang membuat. Kalian tunggu di sini! "
" Ya, benar! " Timpal Draco.
" Maaf, Kesha, namun aku mau membuat hot chocolate ini dengan Blaise dan Theo, bye! " Seru Daphne sambil menarik pergelangan kedua lelaki itu.
Kesha menganga tak percaya. Draco melirik Kesha lalu tersenyum kecil, " Nanti ada lalat masuk, lho..."
Kesha dengan cepat menutup melutnya dan menunduk malu.
Keluarga Delacour memang diajar sopan santun tingkat tinggi, mungkin setara dengan keluarga Malfoy.
Hening sejenak. Draco benar-benar tak tau apa yang mau dibicarakan mengingat Kesha 'crush-nya'. Sementara Kesha, ia benar-benar tak ada ide apa yang mau dibicarakan.
" Jadi, " Draco memulai pembicaraan, " Apa kau ada hubungan darah dengan Fleur Delacour atau adiknya?"
" Ya, ada.. Dia sepupuku. Ayahnya kakak dari ayahku. Ibunya saudara jauh ibuku. "
" Ibumu Veela, kan? "
" Definetely... "
"Keren... "
Kesha mengerutkan kening, " Apa yang keren? "
Draco mengangkat bahu, " Unik saja... "
CKREK.. CKREK..
Colin Creevey memotret 2 Slytherin itu saat sedang berbincang.
"Apa yang kau lakukan? " Tanya Draco tajam, lalu berdiri.
Colin mundur selangkah, " Aku hanya memotret saja.. "
" Dan kenapa kau memotret kami? " Tatapan Draco dingin.
" M-mungkin aku bisa menemukan gosip baru... "
" Gosip baru?! " Draco pasti sudah menonjok anak itu kalau saja Kesha tidak menahan tangannya.
" Creevey, kami hanya berbincang biasa, jangan sebarkan yang tidak-tidak. Kau pasti tak mau jika ada yang melakukan itu padamu kan? " Tanya Kesha lembut.
Colin menggeleng.
" Nah, kami juga tak suka. Okay? "
Colin mengangguk, " Maaf. "
Kesha tersenyum lalu membiarkannya pergi.
" Terlalu baik, " gumam Draco.
" Salahkah aku jika berbuat baik? "
" Tidak, " sambar Draco.
> NEXT MORNING @ THE GREAT HALL <
"Draco, jangan lupa malam nanti kita ada tugas patroli, " ujar Kesha yang sekarang duduk tepat di depan Draco.
" No prob, " Balasnya.
Dilihatnya Blaise, Theo, dan Daphne tertawa jail.
" Apa kau tertawa? " Tanya Draco sewot.
" Tak ada, " balas Blaise.
Kesha sedang makan ketika seseorang menepuk bahunya.
Gadis itu menoleh, " McLaggen? "
" Yap.. Hei, Delacour, bisa temui aku di Black Lake setelah makan? "
" Why not? "
" Baiklah, akan kutunggu."
Kesha melanjutkan makannya. Sementara Draco merasakan gejolak-gejolak kecemburuan di dalam dirinya ditambah ia penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.
Blaise yang mengetahui situasi sahabatny, membisikkan sesuatu, " Sabar, mate. Mungkin ini bukan waktumu... "
" Yeah, right... " Balasnya sarkastik.
Kesha menepati janjinya pada Cormac.
" McLaggen? Ada apa kau memanggilku kesini? "
" Duduklah, " ujarnya.
Kesha menurut, ia duduk di sebelah Cormac dan berjaga jarak.
FINISHH~~~
Tunggu part 4 yaa~ :3
Gimana? Lanjutannya bagus gak? Comment please!
No offenseee!
Yang part 3 ini lebih panjang dari yang lain hehe~ anggap bonus aja:3
Ohya, no copying ya please(:
-Charlene
Tidak ada komentar:
Posting Komentar