Part 4
"Kau tau.. Aku menyukaimu," ujar Cormac frontal.
Perasaan Kesha tak enak, "Baiklah.."
"Maukah kau menjadi kekasihku?"
"M-maaf, namun aku sudah menyukai orang lain.."
Cormac menoleh ke arah Kesha, "Meskipun aku memaksa?"
Kesha mengangguk.
~WARNING
Cormac mendekat ke arah Kesha. Gadis itu mundur lalu mengeluarkan tongkatnya, namun ditepis oleh Cormac. Kesha berusaha mengambil tongkat itu. Cormac lebih cepat, ia menarik pergelangan Kesha lalu menindih tubuh gadis itu dan menciumnya ganas.
Kesha berteriak keras saat pemuda itu menciumnya, mendorong pemuda Gryffindor brengsek itu.
Cormac melepaskan ciumannya, "Bersedia menjadi kekasihku?"
"Uuuuurggghhh.... Tidak! TOLONG....!!!"
Cormac kembali mencium Kesha ganas. Tangan Cormac menelusuri tubuhnya dari luar.
Draco, yang kebetulan sedang berjalan melewati Black Lake, mendengar teriakan Kesha.
Ia segera berlari dan betapa terkejutnya ia melihat Cormac melakukan hal itu terhadap Kesha.
Ia mengeluarkan tongkat Hawthorn-nya dan meneriakkan ke arah Cormac, "Reducto..!!"
Cormac terpental jauh.
Draco menarik lengan Kesha. Gadis tersebut memeluknya erat dan menangis kencang.
Draco sedikit menghiburnya.
"McLaggen, apa yang baru saja kau lakukan terhadapnya?!" Geram Draco, mata kelabunya benar-benar memancarkan kebencian yang tak ada ampun.
"Aku hanya memaksanya menjadi kekasihku.."
"BRENGSEK...!! Potong 50 poin dari Gryffindor karena telah melecehkan Ketua Murid Putri!"
Draco mengambil tongkat dengan bahan inti sehelai rambut Veela dan memberikannya pada Kesha yang masih menangis dalam pelukan Draco.
Draco mengajak Kesha masuk.
Pemandangan tersebut mengundang perhatian murid-murid.
Ia lalu membawa Kesha ke Madam Pomfrey dan membaringkannya di salah satu tempat tidur.
"Ada apa Mr. Malfoy? Ms. Delacour?" Tanya Madam Pomfrey.
Sebelum Draco memulai penjelasannya, Daphne, Theo, Blaise, Vincent, dan Gregory lari tergopoh-gopoh dan berseru kompak, "Ada apa?!"
"Baiklah, akan kujelaskan," ujar Draco, "Ingat saat McLaggen mengajak Kesha ke Black Lake? Nah, ternyata McLaggen menginginkan Kesha menjadi kekasihnya - dan tentu saja Kesha menolak. Siapa yang mau dengan lelaki brengsek, damn, sh-"
"Draco!" Seru teman-temannya.
"Yea.. Yea.. Lalu, McLaggen melecehkan Kesha secara seksual, namun untungnya tidak terlalu 'jauh'"
Kesha kembali menangis. Anak-anak Slytherin yang baru mendengar kabar dari Draco itu membelalakan matanya kaget.
Madam Pomfrey menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ms. Delacour, kau memang harus diperiksa."
Kesha hanya mengangguk lemah.
Sementara itu, Professor McGonagall heran karena poin asramanya berkurang banyak. Ia mencari Draco Malfoy dan menemukannya di Hospital Wing.
"Mr. Malfoy, mengapa poin asrama Gryffindor terkurangi 50 poin?"
Draco dengan malas menceritakan kembali kejadian tersebut.
Professor McGonagall membelalakan matanya, raut wajahnya tegang dan itu menandakan bahwa ia sedang dalam marah besar.
Professor McGonagall berjalan kaku dan berat keluar dari ruangan untuk mencari Cormac.
'Mati kau, McLaggen,' batin Draco senang dalam hati.
Selesai diperiksa, Kesha disuruh menginap selama sehari untuk memulihkan.
Anak-anak Slytherin itu berbincang-bincang sampai sore.
"Kesha, kami kembali ke asrama, ya?" ujar Daphne.
"Fine.."
"Bye," ujar mereka minus Draco.
Kesha mengerutkan dahinya, "Kau tak kembali?"
Draco tersenyum, "Tidak, aku menunggu kau tidur saja.."
"Walaupun aku tidur malam?"
"Yeap, aku akan menunggumu.."
Kesha tertawa kecil, "Baiklah, Tuan Muda Malfoy.."
Draco mengangkat salah satu alisnya.
"Tersinggung?" ujar Kesha seraya memperhatikan kelakuan Malfoy Jr. itu
"Kinda," Draco mengangkat bahunya.
"Maaf.."
"Yeah.."
Hening. Tak tau apa yang mau dibicarakan.
"Jadi.." ujar Drao memulai pembicaraan, "Bagaimana hasilnya?"
"Hahaha.. Lumayan - maksudku - bagus. Aku tak hamil."
"Syukurlah.."
"Yeah.. Oya, tentang orang yang kausuka.. Boleh kutau siapa gadis yang beruntung itu?" Tanya Kesha sambil tertawa.
Draco terlihat menimbang-nimbang, "Suatu saat nanti, kau pasti akan tau.."
"Kay.."
"Dan apa kau punya crush?" Tanya Drao.
"Ya, aku punya.."
"Boleh kutau siapa itu?"
BLUSH, rona merah malu tertera jelas di pipi gadis itu, "Nanti kau juga akan tau.."
Draco mengangkat tangannya, "Alright. Fair enough.."
Mereka berdua tertawa. Memang terlihat canggung, namun terdengar meyakinkan.
"Kau tak lapar?" tanya Kesha pada Draco, mengingat sudah waktunya makan malam.
Draco memutar bola matanya, "Sudah kubilang, aku akan menemanimu sampai kau tidur.."
"Haruskah?" Kesha mengangkat salah satu alisnya.
Draco mengangkat bahunya tanda tak tahu.
"Berarti tak harus," ujar Kesha cepat.
"Tidak! Itu harus..!" sergah Draco.
"Adakah peraturannya?"
"Tidak ada," balas Draco dengan innocent face.
"Nah, berarti tak harus.."
"Katakan harus atau akan kucium kau di Aula besok..!" Desis Draco.
Kesha memicingkan matanya, "Mengapa harus cium?"
"Karena itu kata pertama yang ada dalam pikiranku.."
Kesha menyeringai jahil, "Kau mau menciumku, ya?"
"Tidak!" Bantah Draco.
"Ya!"
"Tidak!"
"Ya!" Seringai Kesha bertambah
"Tidak..!"
"Tidak!" Kesha membalik pernyataan.
"Ya!" Draco terjebak, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Ha! Kena kau!" Seru Kesha sambil tertawa.
Draco mengerutkan keningnya, "Aku tadi terjebak.. Jawabanku sebenarnya tidak.."
"Yea, benar," ujar Kesha sarkastis.
Madam Pomfrey lalu kembali memeriksa Kesha.
"Hmm.. Bagus. Ms. Delacour, kalau kau ada tugas hari ini kau boleh lakukan. Keadaanmu pulih dengan cepat, mungkin karena darahmu yang spesial," senyumnya ramah.
"Terima kasih, Madam. Aku ada tugas patroli malam ini," Dan Kesha beranjak dari tempat tidurnya, diikuti Draco.
"Sudah kubilang darahmu spesia," Sambar Draco ketika mereka mulai berpatroli.
"Biasa saja. Sudahlah, tak bisakah kita membicarakan hal lain?"
"Fine, kalau itu maumu.."
Hening sejenak..
"Draco," ujar Kesha, "Bolehkah kutanya sesuatu yang agak pribadi?"
"Apa itu?"
"Berapa gadis yang telah melakukan 'hubungan' denganmu sampai-sampai kau dijuluki God of Sex?"
Draco mengerutkan keningnya, "Kau serius akan bertanya seperti itu?"
"Ya, namun kalau kau merasa tak nyaman tak apa."
"Sekitar 5 atau 7 gadis, " Ujar Draco dengan wajah datar.
"Wow," gumam Kesha.
Draco menyeringai jahil, "Kau mau mencoba, ya?"
Kesha mengangkat salah satu alisnya, "Serius kau?"
"Mungkin saja.."
"Pfftt... Aku tak akan menurunkan reputasiku demi melaku - Kyaa...!!"
kesha nyaris terpeleset di tangga menara utara. Untungnya, Draco memegang pinggang Kesha dan menahannya agar tidak jatuh.
Wajah Draco dan kesha hanya berjarak 3 cm.
Mereka saling bertatapan, rona merah terbersit di pipi kedua belah pihak.
Kesha melihat Draco memejamkan matanya.
Gadis itu menelan ludah, mengambl hipotesis yang akan dilakukan crush-nya...
TBC..!
Jelek, ya? Maaf.. Nih, yang promo blog ini, akan gue kasih satu cerita khusus buat lu.. Syaratnya, join ke blog ini, promo ke banyak situs, dan lapor berapa banyak promo yg telah lu lakuin.. Couplenya terserah lu seandainya itu romance
~Violetta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar