so sorry Violene Lianette jd jarang post, kita lagi 'dihujanin' tugas-tugas.
baru-baru ini kita midtest T-T
okeee curcol over~ sekarang aku mau post screenplay originally from me[:
Ini cerita pertamaku so readers, sorry kalau belum bagus. That's why we need comments and critics!
But no flame please(:
Hope you enjoy readers~
Ohya, warning for lovey-dovey stories hihi..
ENJOOY~ <3
Your Promise
SYUU... Angin menerpaku dengan lembutnya. Kusibak rambutku ke belakang dengan tetap menatap langit yang dipenuhi berbagai macam bentuk awan itu.
'Entah sampai kapan aku akan terus seperti ini hanya karena menunggumu', pikirku.
"Sudah hampir 10 tahun berlalu ya, Draine.. Entah ada dimana kau sekarang.. Satu kabar pun tak kudengar darimu. Hhh..." Aku mendesah seakan-akan aku menanggung sebuah beban yang berat.
Aku mengangkat kalung yang tergantung di leherku itu dan memandanginya selama beberapa detik.
"If you really mean what you say back then, come back! Dont you know i'm suffering here, just because i'm missing you!" geramku.
"El? Something's wrong?" terdengar sebuah suara lembut yang sudah tidak asing lagi di kupingku
"Nothing, mom" jawabku
"Oh, okay. Could you come here for a minute?"
" 'Kay mom, hold on sec"
Aku beranjak dari taman itu dengan malasnya dan berjalan menuju sebuah bangunan besar yang sudah kutinggali sejak lahir. Terpampang jelas sebuah papan diatas pintu masuk bertuliskan, 'Mansion Vlauremill '
"Ada apa mom?" tanyaku begitu masuk
"This, ada undangan Ball dari keluarga Bronscheir di mansionnya malam ini. Mom mau kamu datang mewakili kelaurga kita. Tentu kamu tidak keberatan kan?"
"Nope, absolutely not. Memangnya mom dan dad kenapa tidak bisa datang?"
"Mom dan dad ada urusan dan harus segera ke Paris. We're going on the first flight tonight"
"Ooh.. okay. Bye, mom"
" Kay, bye sweetie. Take care." setelah mengecup keningku dia langsung pergi dengan ferrari yang sudah disiapkan.
Dimana ayahku? Yah.., dia tidak suka ber-basa-basi bila ada sesuatu yang 'urgent'.
~ @ NIGHT 18:30 ~
Aku turun dengan dress sutra berwana putih keunguan tanpa tali dengan panjang selutut dan pita kecil di bagian sampingnya. Rambutku yang sedikit ikal, kujepit ke belakang bagian sampingnya.
Sebastian, supirku, membukakan pintu limosin sambil berkata, "You look stunning, miss"
"Thankyou, Sebastian" jawabku anggun.
Kami langsung berangkat dan sampai di Mansion Bronscheir sekitar pukul 18:50. Aku langsung mansion tersebut dengan disambut para maid Broncheir.
"Greetings, young lady Vlauremill." kata para maid itu sambil membungkuk dan aku membalas dengan seulas senyum sambil membungkuk juga.
Keluarga Vlauremill dan Bronscheir sudah berteman sejak lama, jadi aku sudah dikenal oleh para maid disini. Akupun berteman baik dengan anak-anak keluarga Bronscheir.
Ketika aku sedang menikmati earl grey-ku , aku mendengar suara yang sangat tak asing bagiku.
"My.my.my.... Is it me or is it really you Elline Charlotte Vlauremill?"
Aku segera menoleh kearah suara itu dan melihat seorang pemuda tampan dan tinggi dengan jas yang terlihat high-class.
"Travis, is that you?" tanyaku dengan ragu-ragu.
"Yup.."
"Travis! Oh how i miss you! Long time no see! Bagaimana kabarmu?"
"Well, as you can see, i'm perfectly fine. I miss you too!"
Aku langsung memeluknya dengan erat walaupun aku harus berjinjit karena ia benar-benar tinggi.
"Ckck.. Sorry to interupt but hey! Don't forget about me!"
Aku menoleh dan sekali lagi terkejut.
"Derek! I miss you sooo much! How could i forget about you!" aku langsung memeluknya dengan erat.
Sudah sekitar 2 tahun aku tidak beretmu dengan Travis dan Derek.
Karena mereka adalah kedua anak Bronscheir yang dianggap sudah cukup dewasa, maka mereka membantu pekerjaan keluarga Bronscheir.
Sedangkan adik mereka yang paling kecil yang-adalah-teman-baikku, Kesha Violetta Bronscheir yang baru berumur 18 tahun sepertiku, belum ikut bekerja.
Ketika aku sedang asyik mengobrol dengan Derek dan Travis, tiba-tiba lagu sudah memenuhi seisi ruangan.
"May i have this dance, my lady?" Tanya Travis sambil sedikit membungkuk dan mengulurkan tangannya layaknya seorang prince. Aku mengulurkan tanganku dan ia menciummnya lembut.
BLUSH...
Rona merah muncul di wajahku. 'Sejak kapan Travis berubah menjadi seorang gentleman seperti ini?' pikirku.
Travis menarikku agar menjadi lebih dekat dengannya lalu kami berdansa mengikuti irama lagu. Setelah selesai tiba-tiba Derek langsung menarikku ke dalam pelukkannya.
BLUSH...
Rona merah kembali muncul di wajahku.
"She's mine now, Travis. Waktumu sudah habis!"
"Okay,okay.. Terserahmu saja.."
Travis menoleh kearahku dan tersenyum jahil.
"Pleasure dancing with you, princess."
"Pleasure is mine" jawabku dengan malu-malu.
Aku kembali berdansa dengan Derek, ketika seorang pemuda bertubuh tinggi dengan rambut pirang yang sedang bercakap-cakap tertangkap oleh mataku. Saking seriusnya memerhatikan lelaki itu, tak sadar aku menginjak kaki Derek.
"Ouch.." erangnya
"Ohgosh.. I'm so sorry! Sakit ya? Sorryy!"
"It's okay, calm down El.."
"Okay.. so sorry!"
Lagu telah selesai dan aku segera meninggalkan dance floor untuk mencari pemuda tadi. Setelah mencari di beberapa tempat, aku menemukannya sedang duduk sendirian di sebuah kursi dekat air mancur.
Tanpa pikir panjang aku segera menghampirinya karena ia sangat mirip dengan seseorang yang sudah lama tidak kutemui.
Aku menghentikan langkahku saat aku berjarak sekitar 3m darinya dan tersentak kaget.
'Draine'
Itulah satu kata yang terlintas di kepalaku ketika melihat wajahnya.
Part 1 finishedddd~ How was it? Bagus?
Semoga suka ya..
Critics and comments please! But no flame please[:
wait for part 2 readerss!
XOXO,
Charlene:3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar